DEPOK, MEDIA
METROPOLITAN-- SMK Negeri 3 Depok yang berada di Jalan
Raya Kalimulia, Kelurahan Kalimulia, Kecamatan Cilodong, merupakan SMK Negeri
termuda ke dua dari empat SMK Negeri yang ada di Kota Depok. Sekolah yang berdiri
pada tahun 2012 ini, setidaknya telah meluluskan delapan kali generasi.
Hingga saat ini dalam kegitan belajar mengajar sebagian
besar anak didiknya masih menumpang di SMA Ganesa yang beralamat Jln.Merdeka, Kelurahan
Abadi Jaya, Kecamatan Sukmajaya.
Walaupun sebenarnya telah memiliki gedung sendiri
yang dibangun tahun 2019, namun ruang kelas yang tersedia disana baru ada 3
ruang kelas yang hanya bisa menampung 3 rombongan belajar ( Rombel ).
Selebihnya ruang yang ada diperuntukan untuk ruang praktek, ruang lab, ruang
guru, ruang kepala sekolah, ruang perpustakaan dan ruang ibadah,
Kepala sekolah, SMKN 3 Depok, Drs Samsuri M M, mengatakan, saat ini sekolah
yang dipimpinnya telah mempunyai jumlah siswa sebanyak 41 rombongan belajar (
Rombel ) dengan jumlah siswa kurang lebih 1400 dan 38 Rombel, sebagian masih
menumpang di SMKN Ganesa,
karena belum memiliki ruangan belajar.
Dirinya sedikit mengeluhkan kondisi sekolah yang
berada di dua tempat terpisah.
‘Bagaimana tidak, ketika KBM harus dilaksanakan di Gedung
B (Gedung SMK Ganesa, Sukmajaya), sedangkan untuk praktek harus di aksanakan
Gedung A ( Kalimulia, Cilodong ), tentu
akan memakan waktu, biaya
dan tenaga, karena jaraknya lumayan jauh.’’keluhnya.
Adanya tudingan dari masyarakat terkait lambatnya
progres lanjutan pembangunan Gedung SMKN 3, dirinya tidak membantah hal
tersebut. Menurutnya, ada beberapa faktor yang membuat pembangunan di SMKN 3 Depok
ini terkesan melambat. Selain keterbatasan anggaran, faktor lainnya adalah
wabah pandemik covid 19 yang berkepanjangan yang tadinya anggaran akan dialokasikan
untuk pembangunan sekolah menjadi dialihkan untuk penanggulangan pandemik Covid
19.
Menyikapi hal ini, dirinya mengaku tidak berdiam
diri, pihaknya selalu mencoba memikirkan bagaimana caranya untuk mempercepat
pembangunan di SMKN 3 ini. Yaitu dengan cara mengusulkan lanjutan pembangunan
RKB dan infrastruktur lainya ke Pemprop Jawa Barat, termasuk dengan menggalang
dan melibatkan peran serta masyarakat serta menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan
yang perduli dengan pendidikan,
melalui Corporate Social Responsibility. ( CSR ).
Menurutnya, bukan hanya ruang RKB yang masih minim,
berbagai infrastruktur lainya masih sangat kurang, termasuk akses jalan menuju
sekolah yang sampai saat ini masih beralaskan tanah..
‘Dengan penggalangan dana dari masyarakat, baru baru
ini, sekolah kami telah bisa membangun turap di pingiran
sekolah dan halaman sekolah sudah dicor beton. Itu semua adalah hasil
partisipasi masyarakat,’’ tandasnya.
Samsuri lebih lanjut mengatakan, tahun ini ( 2022 ) kalau tidak ada hambatan, SMKN 3 sudah ada
pembangunan lanjutan dengan penambahan 3 Ruang Kelas Baru (RKB).
Dia berharap pembangunan RKB lanjutan bisa sesegera
mungkin terealisasi, sehingga beberapa tahun kedepan, dalam aktivitas kegiatan belajar
mengajar tidak lagi menggunakan gedung sewaan.
Di tempat
terpisah, pemerhati pendidikan Robintang Mahulae yang juga ketua LSM Lampados, merasa
prihatin dan sangat menyayangkan lambatnya progres pembangunan lanjutan di SMKN
3 Depok ini. Menurutnya kalau pemerintah konsen dalam menangani pembangunan
disana mustinya anak didiknya tidak lagi menumpang disekolah lain.Apalagi bila
dilihat dari usia sekolah, yang pada tahun 2022 sudah genap berusia sepuluh
tahun.
‘’ Kan tinggal melanjutkannya, lahan sudah ada, sewa
gedung lumayan besar,’’tandasnya.
Dirinya berharap,
pemerintah lebih focus dalam menangani pembangunan lanjuatan di SMKN 3,
sehingga beberapa tahun kedepan tidak ada lagi nyewa nyewa gedung.
“Sewa gedung, lebih baik dipakai untuk pembangunan sekolah,’’tegasnya. (
Jalampong )