BANDUNG, MEDIA
METROPOLITAN--
Ketidakmerataan PPDB yang terjadi di Kota Bandung menjadi perhatian, Yoel Yosaphat, Anggota DPRD, Kota Bandung dari PSI. Sebagaimana
ramai diberitakan media, SDN 206 Putraco yang terletak di Kelurahan Turangga,
Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, menjadi sorotan karena dalam PPDB 2022
ternyata hanya ada 3 murid baru yang mengikuti pendaftaran.
“Pertama,
saya memahami bahwa PPDB kita masih menggunakan sistem zonasi, di mana tentunya
juga dipertimbangkan berapa jumlah anak-anak di suatu daerah, dibandingkan
dengan jumlah sekolah yang dekat tempat tinggal mereka,” tutur Yoel di Fraksi
PSI/PKB DPRD Kota Bandung.
“Meskipun
pihak sekolah menyatakan sudah ada puluhan siswa yang mendaftar, kejadian ini
masih menunjukkan bahwa, sistem zonasi ini tidak berjalan. Seperti apa evaluasi dari Dinas
Pendidikan?” katanya heran.
Faktor yang disebutkan menjadi penyebab adalah, informasi mengenai SDN 206 Putraco
Indah adalah sekolah inklusi.
“Saya kira
pada PPDB kali ini, SDN Putraco Indah tidak menyatakan diri secara khusus
sebagai sekolah inklusi, bukan? Dan nyatanya tidak ada murid berkebutuhan
khusus yang mendaftar. Jadi, alasan ini adalah sekolah inklusi sehingga orang
tidak mau mendaftar di sini rasanya berlebihan. Siapa yang melabeli SDN Putraco
sebagai sekolah inklusi?
Demikian
juga kalau dikatakan ada banyak sekolah elit atau favorit, bukankah berlaku
sistem zonasi? Tidak semua murid berasal dari orang tua mampu memasukkan
anaknya ke sekolah elit yang jauh, tidak sesuai sistem zonasi. Yang menjadi
pertanyaan lebih besar adalah, apakah ada anak-anak usia sekolah di sekitar SDN
Putraco Indah yang tidak bersekolah?
Apakah ada
hambatan lain, misalnya permintaan sumbangan masuk sekolah, yang dikenakan?
Saya kira hal-hal ini perlu diteliti kembali oleh Dinas Pendidikan. Kita harus
memastikan semua anak di Kota Bandung bersekolah selama 9 tahun. Kami akan
terus mengawasi PPDB 2022 ini.” ungkap Yoel.
Lebih jauh
Yoel beranggapan bahwa pemerata kualitas sekolah harus menjadi segera dicapai.
“Kalau
kualitas sekolah merata, tidak akan ada lagi orang berebut masuk sekolah
tertentu, sehingga pendaftar tidak merata. Semua sekolah idealnya memiliki
kualitas pendidikan yang sama.”, pungkas Yoel. (Supriyanto)