BANDUNG, MEDIA METROPOLITAN--Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus membuka ruang terbuka hijau untuk publik. Tak hanya sebagai tempat wisata, pada peresmian kali ini, Kamis (19/1/2023), Seke Buka Tanah, Kelurahan Pasirwangi, Kecamatan Ujungberung juga berfungsi sebagai konservasi.
Dalam peresmiannya, Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menyampaikan, salah satu
aset milik Pemkot Bandung ini bisa mendatangkan manfaat ekosistem untuk Kota
Bandung.
Ia pun mengimbau untuk terus menginventarisasi kembali aset-aset
Pemkot Bandung. Sehingga ruang publik bisa terus disediakan untuk
masyarakat.
“Kami menitipkan tempat ini kepada pihak kewilayahan untuk menjaga
sumber mata air yang juga sangat dirasakan manfaatnya oleh saudara-saudara kita
di hilir. Sebab, tanpa mata air, hanya akan menjadi air mata,” ujar Yana.
Ia menargetkan, ada beberapa seke (mata air) lagi yang akan
dioptimalkan kembali debit air dan ruang publiknya. Salah satunya di
Talagapasir dan beberapa tempat lainnya.
“Karena memang dulu dari literatur yang kita baca, mata air di
Kota Bandung ini semakin berkurang banyak. Beberapa faktornya terjadi karena
dampak dari pembangunan,” katanya.
Yana mengimbau masyarakat juga turut melestarikan mata air ini,
sehingga bisa mendatangkan kebermanfaatan bagi anak cucu kelak.
“Semoga dengan hadirnya ruang publik ini bersama dengan konservasi
seke, indeks kebahagiaan masyarakat bisa semakin meningkat,” ungkapnya.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga
(DSDABM), Didi Ruswandi mengakui jika beberapa seke di Kota Bandung sudah mulai
berkurang debit airnya bahkan telah hilang. Maka dari itu, pembangunan Seke
Buka Tanah ini menjadi salah satu upaya Pemkot Bandung dalam konservasi alam.
“Ini bagian dari upaya Pemkot Bandung mewujudkan kota yang nyaman
dengan menghadirkan ruang terbuka hijau dan konservasi. Seke merupakan
indikator lingkungan. Kalau volume air seke kurang, berarti kondisi
lingkungannya kritis,” jelas Didi.
Seke Buka Tanah berada di RT 05 RW 07 Kelurahan Pasirwangi,
Kecamatan Ujungberung dengan luas 2.750 meter persegi. Penataan fisiknya
menghabiskan anggaran dari APBD sebesar Rp198,6 juta. Drainase dan saluran
nilainya mencapai Rp56,97 juta.
“Mengusung tema Pecinta Alam, seke ini hadir sebagai ruang terbuka
publik yang bisa dimanfaatkan warga sekitar untuk bermain dan berwisata. Jumlah
tanaman yang ada di sekitar seke ini mencapai lebih dari 2.600 pohon. Bahkan,
warga juga turut menyumbang tanaman obat keluarga (toga),” tuturnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan mengatakan,
hadirnya seke ini merupakan upaya dalam melestarikan alam. Sebab, di Kota
Bandung terdapat banyak wilayah yang bernama seke, tapi sekenya sudah tidak ada
karena sudah semakin berkurang debitnya.
“Saat ini kita bisa menyaksikan ada satu seke yang bisa kita jaga
bersama. Betapa sulit kita hari ini menjaga lingkungan karena kebutuhan lahan
untuk tempat tinggal. Kalau tidak diupayakan untuk dijaga, maka akan habis dan
tak tersisa lagi untuk anak cucu kita,” ungkap Tedy.
Ia berharap peresmian Seke Buka Tanah menjadi awal yang baik di
tahun 2023. Apalagi dengan ditambahnya kebijakan dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD) sebanyak 2 persen.
“Semoga ini menjadi awal yang baik dengan kita menghadirkan ruang
publik. Setiap jengkal tanah bisa kita manfaatkan baik untuk konservasi atau
yang bermanfaat untuk perlindungan lingkungan kita,” imbuhnya. (Supriyanto)