Caption : Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Jawa Barat, Ono Suroso/Istimewa |
BANDUNG , MEDIA METROPOLITAN – Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Jawa Barat, Ono Suroso, mengutuk peristiwa pelemparan tiga bom molotov oleh orang yang tak dikenal di kediaman Kader dan pengurus DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bogor, Rosenfield di Megamendung pada hari Selasa, 28 Juli 2020 pukul 02.37.
Ono juga menyayangkan aksi pelemparan bom Molotov terhadap rumah Kader PDI Perjuangan di Kabupaten Bogor baru berselang 1 hari dari tanggal 27 Juli 2020, dimana PDI Perjuangan memperingati peristiwa Kudatuli, penyerangan dan perebutan kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada tanggal 27 Juli 1996. Hal ini sungguh menunjukkan bahwa saat ini ada gerakan teror yang terus menerus dilakukan kepada PDI Perjuangan yang dimulai dari pembakaran bendera partai saat demo penolakan RUU HIP
“Atas peristiwa itu, DPD PDI Perjuangan Jawa Barat mengutuk keras dan meminta kepada Pihak Kepolisian untuk melakukan proses hukum terhadap pelaku,” kata Ono melalui siaran Persnya. Selasa (28/7).
Selain itu, Ono meminta semua pihak menahan diri dan jangan terpancing atas aksi tersebut. Ia mengatakan sebagai Partai Ideologis yang menjunjung tinggi hukum diatas segalanya.
“DPD PDI Perjuangan Jawa Barat menginstruksikan kepada seluruh Jajaran Kader se Propinsi Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Bogor untuk tetap bersikap tenang, tidak terprovokasi dan memyerahkan sepenuhnya kepada Pihak Kepolisian,” kata Ono Suroso.
Menurutnya selama ini , bahwa PDI Perjuangan Jawa Barat selalu membuka ruang dialog kepada pihak manapun untuk mendiskusikan masalah-masalah rakyat untuk diselesaikan.
“Sehingga tidak ada masalah satupun yang tidak bisa diselesaikan dan diharapkan tidak ada kejadian kekerasan serupa lagi ke depannya,” pungkasnya. ( Martinus)