KOTA BEKASI, MEDIA METROPOLITAN – Ada-ada aja memang, Seorang Kepala Sekolah, berani membohongi diri sendiri, tidakkah takut akan sumpah jabatannya, sebagai pejabat Kepala Sekolah yang dipercayakan Pemerintah untuk mengembangkan tugasnya sebagai Pemimpin di Sekolah SMPN 9 Kota Bekasi.
Awalnya dari komunikasi melalui telepon WhatsApp, Rabu (27/11) Tomu Silaen meminta waktu kepada Supriyanti Kepala SMPN 9 Kota Bekasi untuk konfirmasi terkait Kegiatan Siswa diluar Sekolah, Ia pun mempersilahkan agar datang besoknya, Kamis (28/11)
Dalam kesempatan tersebut, Silaen bersama 4 orang temannya, setelah sampai ke sekolah, Krisman Sihombing wartawan Moralty News berusaha untuk menemui, namun menurut stafnya mengatakan “ibu lagi keluar,” dan staf yang lain mengatakan ” ibu ada tapi tidak bisa diganggu.” Nampaknya sang kepala sekolah Supriyanti sangatlah sulit di temui.
Kurang lebih 60 menit menunggu tidak ada informasi untuk di terima, tiba waktunya seorang ibu berparas cantik keluar dari ruangan, dengan niat baik menyapa si ibu tersebut, “selamat siang apakah ibu Kepala sekolah?” Tampak dengan wajah murungnya menjawab “Saya bukan Kepala Sekolah” dengan penasarannya lagi Krisman bertanya kembali, betulkah ibu bukan Kepala Sekolah? Iya betul saya bukan Kepala Sekolah, sampai tiga kali bertanya jawaban sama demikian dikatakannya sambil menirukan ucapan kepala sekolah, ujar Karisman.
Tiba tiba dengan nada ketusnya “Memang ada apa cari kepala sekolah, urusan apa, jangan di ganggu, karena saya masih banyak yang harus saya kerjakan, apa yang mau dipertanyakan waktu saya tidak boleh lama lama , saya kasih waktu 5 menit saja”, cetusnya.
Dalam kesempatan tersebut tim media dan LSM pun mempertegas dengan pertanyaan sebagai berikut:
1. Mengapa Ibu berbohong dengan mengatakan bukan Kepala Sekolah?
2.Meminta penjelasan mengenai biaya yang di bebankan ke orangtua siswa terkait kegiatan di luar sekolah.
Kemudian Kepsek menyampaikan jawaban dengan nada marah dan emosi, “apa rugi kamu kalau saya bilang saya bukan kepala sekolah, kan tidak ada yang saya rugikan, selanjutnya dia menjelaskan, bahwa kegiatan siswa kelas 7 sudah selesai dan kegiatan tersebut dinamai KP2K ke Bogor dengan biaya yang di bebankan 700.000/siswa. Untuk Kelas 9 sebesar 1.675.000 tapi belum dilaksanakan.” Ujar Supriyanti dengan ketus.
Menanggapi pernyataan Supriyanti Kepala SMPN 9 kota Bekasi ,Tomu U Silaen, Ketua Umum LSM Pencegahan Korupsi Anggaran Pemerintah Republik Indonesia (PKAP RI) kepada Metropolitan.
” Biasalah diakhir tahun sudah menjadi rahasia umum Kepala Sekolah sulit di temui, banyak alasan agar tidak terjadi pertemuan karena berkaitan konfirmasi, klarfikasi, bahkan berbohong pun dilakukan guna menutupi yang diduga adanya upaya menutup noda di lingkungan sekolahnya dan juga tanggungjawabnya. Apalagi bila materi konfirmasi klarifikasi bersinggungan kegiatan siswa di luar sekolah yang memungut uang hampir tembus Milyaran Rupiah.
Terkhusus untuk Supriyanti Kepala SMP 9 Kota Bekasi, menurut saya tingkahnya sudah melampaui batas berlebihan, saya kwatir beliau sedang masalah psikis yang berkaitan dengan kondisi mental, tentunya sangat berpengaruh terhadap emosi dan kejiwaan, jadi harus ada perhatian serius oleh Kepala Dinas Pendidikan dan BKPSDM yang menangani Kepegawaian, tingkah begitu sangat mempermalukan dirinya sendiri dan Pemerintah Kota Bekasi.
Karena ASN di seluruh NKRI telah di sumpah sebagaimana Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.22 Tahun 1975 yang dimana sala satu sumpah tersebut, diucapkan akan bekerja Jujur, cermat dan bersemangat untuk kepentingan negara.
“Jadi persoalan seperti itu sabaiknya segera ditangani pihak terkait, sehingga ditemukan apa sebab dia tidak mengaku Kepala Sekolah. Kalau ditemukan adanya kondisi kejiwaan segera ditangani oleh ahlinya sebalikanya kalau ada unsur kesengajaan berbohong Kadis Pendidikan, BKPSDM tentunya layak di kenakan sanksi tegas,” tutupnya. (beres)